Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bereaksi keras atas pernyataan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Reaksi itu muncul setelah dirinya dikaitkan dengan sosok Bunda Putri dalam perkara dugaan suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian.
Ketika bersaksi di sidang terdakwa Ahmad Fathanah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (10/10/2013), LHI mengatakan, Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan Presiden. Bunda Putri disebut sangat tahu informasi mengenai kebijakan reshuffle kabinet.
"Bunda Putri orang yang setahu saya sangat dekat dengan SBY. Dia sangat tahu informasi kebijakan reshuffle," ujar Luthfi, saat bersaksi.
Ketika pernyataan itu terlontar, Presiden tengah berada di Brunei Darussalam dan hendak kembali ke Tanah Air. Begitu pesawat kepresidenan mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pukul 20.00 WIB, SBY mendapat laporan kesaksian LHI.
Merasa tak mengenal, saat itu juga, di salah satu ruangan di markas TNI AU, Presiden mencari tahu siapa Bunda Putri. Selama 30 menit, Presiden meminta informasi dari berbagai pihak, mulai dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, sekretaris pribadi, hingga keluarganya. Tak ada yang mengaku kenal.
Informasi juga dikorek dari Menteri Pertanian Suswono dan Wamentan Rusman Heriawan. Dari keduanya didapat info bahwa Bunda Putri adalah istri salah satu pejabat Kementerian Pertanian. Ia adalah pengekspor asal Cilimus, Jawa Barat. Merasa tak mengenal, pernyataan lalu dikeluarkan.
Sebelum menanggapi pernyataan LHI, Presiden bercerita soal agenda di Brunei, yakni menghadiri KTT ASEAN III. Terkait agenda di Brunei, nada pernyataan SBY relatif datar. Namun, beberapa kali nada suara SBY meninggi ketika menanggapi fakta persidangan.
Singkat cerita, Presiden menuding LHI berbohong dan hanya ingin mengalihkan isu.
"Seribu persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Presiden.
Dalam jumpa pers, Presiden menyebut perlu menghentikan tuduhan LHI sehingga memberikan pernyataan langsung.
"Kalau saya tidak hentikan malam ini, dalam arti saya memberikan penjelasan yang benar, bisa saja rakyat kita bingung. Jangan-jangan berita itu benar," kata Presiden.
Sengman
Presiden tidak hanya dikaitkan dengan sosok Bunda Putri. Dalam persidangan kasus yang sama, Presiden juga dikaitkan dengan sosok Sengman berdasarkan rekaman sadapan. Tak kalah ngeri, kali ini soal uang Rp 40 miliar.
Dalam rekaman yang diputar di pengadilan, Fathanah menyampaikan kepada Ridwan bahwa uang Rp 40 miliar sudah dikirim melalui Sengman dan Hendra. Ketika ditanya oleh majelis hakim siapa Sengman, sepengetahuan Ridwan, yang disebut adalah utusan Presiden SBY.
Namun, ketika pernyataan itu muncul lalu berkembang dalam pemberitaan, Presiden tak langsung menghentikannya agar rakyat tidak bingung atau malah beranggapan jangan-jangan pernyataan itu benar seperti ketika menghadapi isu Bunda Putri.
Tanggapan disampaikan sekitar lima hari kemudian. Bukan oleh Presiden, melainkan oleh Menteri Koordinator Polhukam Djoko Suyanto di sela-sela lawatan Presiden SBY di Polandia.
Dijelaskan, Presiden mengenal Sengman sebagai pengusaha, sama seperti mengenal para pengusaha besar, menengah, dan kecil lain dalam proses pembangunan bangsa.
"Presiden juga menghadiri acara pernikahan anak pengusaha Sengman, seperti juga kalau diundang acara serupa oleh para pengusaha atau kalangan lain," kata Djoko.
"Bunda Putri orang yang setahu saya sangat dekat dengan SBY. Dia sangat tahu informasi kebijakan reshuffle," ujar Luthfi, saat bersaksi.
Ketika pernyataan itu terlontar, Presiden tengah berada di Brunei Darussalam dan hendak kembali ke Tanah Air. Begitu pesawat kepresidenan mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pukul 20.00 WIB, SBY mendapat laporan kesaksian LHI.
Merasa tak mengenal, saat itu juga, di salah satu ruangan di markas TNI AU, Presiden mencari tahu siapa Bunda Putri. Selama 30 menit, Presiden meminta informasi dari berbagai pihak, mulai dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, sekretaris pribadi, hingga keluarganya. Tak ada yang mengaku kenal.
Informasi juga dikorek dari Menteri Pertanian Suswono dan Wamentan Rusman Heriawan. Dari keduanya didapat info bahwa Bunda Putri adalah istri salah satu pejabat Kementerian Pertanian. Ia adalah pengekspor asal Cilimus, Jawa Barat. Merasa tak mengenal, pernyataan lalu dikeluarkan.
Sebelum menanggapi pernyataan LHI, Presiden bercerita soal agenda di Brunei, yakni menghadiri KTT ASEAN III. Terkait agenda di Brunei, nada pernyataan SBY relatif datar. Namun, beberapa kali nada suara SBY meninggi ketika menanggapi fakta persidangan.
Singkat cerita, Presiden menuding LHI berbohong dan hanya ingin mengalihkan isu.
"Seribu persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Presiden.
Dalam jumpa pers, Presiden menyebut perlu menghentikan tuduhan LHI sehingga memberikan pernyataan langsung.
"Kalau saya tidak hentikan malam ini, dalam arti saya memberikan penjelasan yang benar, bisa saja rakyat kita bingung. Jangan-jangan berita itu benar," kata Presiden.
Sengman
Presiden tidak hanya dikaitkan dengan sosok Bunda Putri. Dalam persidangan kasus yang sama, Presiden juga dikaitkan dengan sosok Sengman berdasarkan rekaman sadapan. Tak kalah ngeri, kali ini soal uang Rp 40 miliar.
Dalam rekaman yang diputar di pengadilan, Fathanah menyampaikan kepada Ridwan bahwa uang Rp 40 miliar sudah dikirim melalui Sengman dan Hendra. Ketika ditanya oleh majelis hakim siapa Sengman, sepengetahuan Ridwan, yang disebut adalah utusan Presiden SBY.
Namun, ketika pernyataan itu muncul lalu berkembang dalam pemberitaan, Presiden tak langsung menghentikannya agar rakyat tidak bingung atau malah beranggapan jangan-jangan pernyataan itu benar seperti ketika menghadapi isu Bunda Putri.
Tanggapan disampaikan sekitar lima hari kemudian. Bukan oleh Presiden, melainkan oleh Menteri Koordinator Polhukam Djoko Suyanto di sela-sela lawatan Presiden SBY di Polandia.
Dijelaskan, Presiden mengenal Sengman sebagai pengusaha, sama seperti mengenal para pengusaha besar, menengah, dan kecil lain dalam proses pembangunan bangsa.
"Presiden juga menghadiri acara pernikahan anak pengusaha Sengman, seperti juga kalau diundang acara serupa oleh para pengusaha atau kalangan lain," kata Djoko.
0 comments:
Post a Comment